Untuk mendapatkan maklumat terkini, ikuti kami melalui Telegram
Langgan SekarangSajak ini ditulis sewaktu COVID-19 memuncak di Jerman. Ditulis setelah hadirnya musim bunga, menutup riwayat musim salji.
Di Aarbergen dan di mana-mana sahaja
Bunga adalah harapan
Membenih mekar setelah beku didakap salju
Tumbuh meliar dan permai
Semusim lalu semuanya pegun
Sunyi dan mati
Yang ada hanya putih dan hitam, sejuk dan suram
Musim dingin yang bakal pergi
Malam yang panjang berganti siang nan terang
Saya berjalan di hutan pain
Angin sejuk musim salju tersisa bertiup
Nah, di cerun bukit sana, terlihat rumput mulai menghijau
Kudup Edelweiss mulai memutih
Tilia Cordata terlihat hijau berkudup
Kornblumen turut ikut, begitu Maiglöckchen menurut
Panas mentari terlihat di julai dahan
Hangat dan menyenangkan
Suara kebosanan yang lama dieram mengelak sejuk yang mengeringkan,
sudah sayup-sayup kedengaran
Anak-anak mula ketawa riang
Main menusuk dan tangkap menatang
Berlari ke sana sini tak makan larang
Berkayuh basikal berguling di selut
Jatuh tersungkur tersoyak lutut
Bingkas bangun sambung bergayut
Meluik seronok bersahut-sahut
Dilaung balik barulah mengikut
Musim bunga musim harapan
Yang dulunya suram kembali cerlang
Yang dulunya hening kembali gemilang
Yang dulunya mati kembali bertulang
Musim dingin bersalju semakin menghilang
Akan saya iring pulang dengan seluruh kerinduan
Akan saya kenang setiap satunya yang pernah datang
Burung sudah kembali ke pokok, bayu wangi kembali bernyanyi
Walau masih sejuk tapi sudah ada tanda kehidupan menanti.
Begitulah hidup
Setelah dihimpit walang dihunjam ujian
Akan tiba jua nanti suatu kemenangan
Seperti musim bunga di Aarbergen
Pedesaan anggur di cerun bukit
Yang mati ketika musim dingin
Tetapi hidup lagi di musim semi.
Heusenstamm, Musim Bunga 2020
Kredit Foto: Julian Hochgesang/Unsplash